Neoplasma, secarah harfiah berarti”pertumbuhan baru”,adalah massa abnormal dari sel-sel yang mengalami foliferasi. Sel-sel neoplasma berasal dari sel-sel yang sebelumnya adalah sel-sel normal,selama mengalami perubahan neoplastik mereka memperoleh
Derajat otonomi tertentu.sel neoplastik adalah otonom dalam arti tumbuh dengan kecepatan yang tidak terkoordinasidengan kebutuhan hospes dan fungsi yang sangat tidak bergantung pada pengawasan homeostasis sebagian besar sel tubuh lainnya. Sebenarnya,neoplasma tidak melakukan tujuan adaptif yang menguntungkan hospes, tetapi lebih sering membahayakan.
Istilah tumor kurang lebih merupakan sinonim dari neoplasma. Semulah istilah tumor diartikan sebagai pembengkakan sederhana atau gumpalan, dan kadang-kadang istilah “tumor sejati”dipakai untuk membedakan neoplasma dengan gumpalan lainnya. Neoplasma dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya ;ada yang jinak (benigna), ada pula yang ganas (maligna).Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma ganas, dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker.
SIFAT-SIFAT NEOPLASMA
Sifat-Sifat Neoplasma Jinak
Neoplasma jinak (yang bukan kanker) adalah peristiwa lokal semata. Proliferasi sel-sel yang merupakan neoplasma cenderung sangat kohesif, sehingga waktu massa sel neuplastik itu tumbuh, terjadi perluasan massa secara sentrifugal dengan batas-batas sangat nyata. Karena sel-sel yang berproliferasi tidak saling meninggalkan, maka tepi neoplasma kurang lebih cenderung bergerak keluar dengan lancar ambil mendesak jaringan yang berdekatan. Dengan demikian, neoplasma jinak mempunyai kapsul jaringan penyambung padat yang memisahkan neoplasma dari sekelilingnya. Neoplasma jinak tidak menyebar ke tempat yang jauh. Laju pertumbuhan neoplasma jinak sering agak lamban, dan beberapa neoplasma tampaknya tidak berubah dan kurang lebih tetap pada ukuran yang stabil selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Sifat-Sifat Neoplasma Ganas
Banyak sifat neoplasma ganas yang berlawanan dengan sifat-sifat neoplasma jinak. Neoplasma ganas umumnya tumbuh lebih cepat dan hampir selalu tumbuh secara progresip, jika tidak dibuang. Sel neoplasma ganas tidak sekohesif sel jinak. Akibatnya pola penyebaran neoplasma ganas seringkali sangat tidak teratur. neoplasma ganas cenderung tidak berkapsul dan biasanya mereka tidak mudah dipisahkan dari sekitarnya seperti dengan neoplasma jinak. Kenyataanya neoplasma ganas menyerbu masuk ke sekitar mereka bukan mendesak mereka ke samping.
Sel-sel neoplasma ganas yang berproliferasi mampu untuk melepaskan diri dari tumor induk dan memasuki sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain. Jika sel-sel kanker imbolik semacam itu tersangkut, mereka mampu keluar dari pembuluh, melanjutkan proliferasi mereka, dan membentuk tumor sekunder. Sebenarnya satu fokus kanker primer dapat menimbulkan banyak fragmen imbolik yang selanjutnya dapat membentuk lusinan atau bhkan ratusan noduli sekunder di tempat yang sangat jauh dari fokus primer. Proses terputusnya penyebaran neoplasma ganas disebut metastasis, dan anak fokus atau daerah pertumbuhan sekunder disebut daerah metastasis. Jadi, dua sifat bahaya dari neoplasma ganas yang membedakannnya dari neoplasma dan nonkanker adalah kemampuannya menginfasi jaringan normal dan kemampuannya membentuk metastasis. Neoplasma jinak tidak memiliki satupun kemampuan ini.
Metastasis dapat terjadi melalui berbagai cara.invasi pembuluh menimbulkan metastasis hematogen dalam pola yang dapat diramalkan sebelumnya.artinya, misalnya sel kanker berasal dari tempat primer dalam dinding saluran cerna memasuki aliran vena saluran cerna, mereka sangat mungkin tersangkut dalam hati, karena darah vena porta harus mengalir melalui organ tersebut sebelum kembali ke jantung. Sebaliknya sel yang secara hematogen berasal dari neoplasma ganas dalam tungkai akan mengalir vena cava ke jantung kanan dan kemudian ke paru-paru, dimana dapat tumbuh fokus sekunder. Dengan cara yang sama, sel-sel ganas dapat menginfasi pembuluh limfe dan menyebar ke pusat bersama aliran limfe. Pada keadaan ini, metastasis dapat diharapkan timbul pada kelenjar limfe regional yang menyaring limfe yang memancar dari organ tertentu. Jadi, metastasis limfogen dari kanker primer kelenjar mamae dapat didahului pada kelenjar limfa aksila, dan metastasis limfogen kanker primer dalam ronggamulut dapat dicari pada kelenjar limfe servikal. Besamaan dengan tumbuhnya kanker, sel-sel ganas dapat menembus kapiler dan kelenjar limfe regional dan menyebar secara luas. Lokasi metastasis yang tepat tergantung pada kesesuaian antara kebutuhan metabolik sel-sel kanker embolik dengan lingkungan yang diberikan oleh jaringan tertentu.
Sebetulnya metastasis dapat menetap pada organ manapun dalam tubuh. Selain terjadinya metastasis melalui pembuluh darah dadan pembuluh limfe, sel kanker dapat bermetastasis langsung melalui rongga tubuh dan mengadakan implantasi pada permukaanyang jauh dari rongga tersebut. Dengan cara ini maka neoplasma ganas yang melakukan invasi ke seluruh tebal dinding dari organ abdomendapat memberi benih pada seluruh rongga peritonium, secara harafiah menimbulkan ratusan metastasis secara langsung. Dengan cara yang serupa, jika sel ganas terambil oleh alat pembedahan selama tindakan pembedahan, maka sel ganas terimplastasi pada tempat insisi, akhirnya tumbuh menjadi fokus metastasis.
Mungkin sekali, sebagian besar sel kanker yang memasuki sirkulasi darah atau limfe atau berbagai rongga tubuh gagal untuk dapat membentuk metastasis yang tumbuh progreif. Hal ini sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa pertumbuhan sel seperti ini dihambat oleh berbagai pertahanan tubuh (misalnya imonologik) dan juga oleh karena di tempat yang baru itu syarat untuk tumbuh tidak didapati, sehingga tidak cocok bagi sel metastasis tersebut. Dengan dasar dugaan ini maka banyak sel-sel kanker memiliki pola karakteristik metastasis yang menjadi penting dalam diagnosis dan pengobatan.
INTERAKSI NEOPLASMA DENGAN HOSPES
Akibat Yang Ditimbulkan Neoplasma Terhadap Hospes
Neoplasma mempengaruhi hospes melalui berbagai cara. Karena neoplasma jinak tidak melakukan invasi atau metastasis, maka kesulitan yang mereka timbulkan umumnya bersifat lokal. Ini dapat berkisar dari yang ringan sampai yang fatal. Misalnya, tumor kecil yang sangat lunak dalam jaringan penyambung longgar subkutan lengan hanya memberikan persoalan kosmetik yang ringan. Pada ujung spektrum yang berlawanan, sebuah tumor jinak sempurna yang tumbuh didaerah vital seperti rongga tengkorak dapat benar-benar mematikan penderita karena adanya penekanan pada bagian vital otak sewaktu neoplasma tumbuh secara lokal. Karena alasan jinak seperti ini bukan berarti tanpa akibat.
Beberapa masalah yang disebabkan oleh neoplasma jinak dapat berupa berbagai penyumbatan jalan tubuh. Sebuah vena atau bagian dari saluran cerna dapat menjadi tersumbat oleh neoplasma jinak dapat juga menjadi tukak atau terinfeksi, dan dapat menimbulkan perdarahan yang berarti. Akhirnya, tumor jinak dapat menimbulkan efek yang menyolok yang tidak bersifat mekanik, tetapi lebih berkaitan dengan sifat metabolik sel tumor itu. Misalnya sel-sel pulau Langerhans pankreas dapat menimbulkan neoplasma jinak berdiameter beberapa milimeter yang tidak akan pernah menimbulkan kelainan mekanik. Akan tetapi kadang-kadang sel neoplastik seperti ini tetap menguasai fungsi sel induk dan menghasilkan insulin. Karena neoplasma tidak memberikan sinyal yang semestinya terhadap sinyal homeostatis, neoplasma pulau Langerhans seperti ini dapat menghasilkan insulin secara tidak semestinya dan sangat berlebihan, menyebabkan kadar gula yang rendah. Penderita neoplasma yang seperti ini menunjukkan berbagai tanda dan gejala sistemik hipoglikemia.
Neoplasma ganas dapat melakukan apapun yang dilakukan tumor jinak, tetapi biasanya jauh lebih agresif dan destruktif oleh karena laju pertumbuhan yang umumnya lebih cepat, dan dengan kemampuan mereka untuk menginvasi dan merusak jaringan-jaringan lokal, dan menyebar untuk membentuk daerah metastasis yang jauh. Banyak neoplasma ganas yang sudah lanjut kelihatannya bahkan berebut zat makanan dengan penderita, secara harafiah menangkap bahan makanan sehingga merugikan hospes. Dengan demikian semua penderita kanker yang sudah lanjut sering tampak seperti menderita malnutrisi berat, keadaan yang disebut kakeksia tumor. Biasanya seorang penderita kankjer lanjut yang sudah lemah ini akhirnya meninggal akibat pneumonia atau sepsis sitemik.
Pengaruh Hospes Terhadap Neoplasma
Walaupun peristiwa pokok riwayat hidup setiap neoplsma adalah pembentukan klonus sel-sel proliferatif yang tidak dapat dikendalikan, yang tidak memberi respon terhadap sinyal-sinyal homeostasis dalam tubuh, bahkan neoplasma yang sangat ganas sama sekali tidak otonom. Jelas bahwa neoplasma mebutuhkan suplai oksigen dan zat-zat makanan bagi proliferasi sel-sel neoplastik, dan ini harus disediakan oleh tubuh. Sel-sel neoplastik itu mampu mempengaruhi jaringan non-neoplastik di dekatnya guna menghantarkan makanan untuk sel-sel tumor tersebut. Jadi kerangka kerja pendukung atau stroma neoplasma tidak hanya berupa jaringan penyambung fibrosa tetapi juga banyak sekali pembuluh darah berdinding tipis, bercabang-cabang halus.
Berbagai proses dalam tubuh hospes dapat mengatur pertumbuhan sel neoplastik dan berlaku sebagai pertahanan antineoplastik. Banyak sel neoplastik merupakan antigen yang cukup berbeda dengan sel hospes normal yang sesuai, sehingga tubuh mengerahkan reaksi imunologik melawan neoplasma itu. Walaupun adanya pertahanan imunologik seperti ini sudah tidak disangsikan lagi, tetapi sampai sekarang ini tingkat pengetahuan tentang pertahanan imunologik belum memungkinkan penggunaan tindakan imunoterapeutik secara rutin dan luas. Telah ada pengobatan imunologik terhadap neoplasma tertentu yang cukup memberikan harapan, dan keadaan imunologik dari hospes dipertimbangkan dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai cara pengobatan anti neoplastik, dan bahkan dengan memanipulasi sistem imun untuk menekan pertumbuhan neoplastik.
STRUKTUR NEOPLASMA
Neoplasma terdiri dari sel neoplastik yang berproliferasi yang berhubungan dengan sistem penyokong yang disebut stroma. Organisasi sel tumor dan stroma sangat berbeda antara neoplasma, dengan unsur-unsur stroma yang dalam kenyataannya relatif seimbang, yang dapat memberi sifat tersendiri pada neoplasma. Tumor yang mengandung stroma fibrosa yang sangat padat secara kasar adalah sangat keras dan kadang-kadang disebut scirrhous. Tumor yang terutama terdiri dari sel-sel neoplastik dengan stroma yang relatif sedikit jauh lebih lunak dan kadang-kadang disebut medularis.
Karena sel-sel neoplastik berasal dari populasi sel yang sebelumnya normal, mereka secara metabolik dan mikroskopik mempunyai banyak sifat populasi sel normal. Akan tetapi tumor berbeda dalam derajat kemiripannya dengan jaringan normal. Jika kemiripan mikroskopik sel-sel tumor dengan sel leluhur mereka yang normal dekat, maka neoplasma itu sering disebut sebagai berdiferensiasi baik. Jika kemiripan dengan leluhur mereka itu sangat sedikit, sehingga tumor sebagian besar terdiri dari unsur-unsur berproliferatif yang tidak khusus, maka neoplasma ini sering diberi istilah berdiferensiasi buruk, tidak berdiferensiasi atau anaplastik. Tingkat diferensiasi dapat dinyatakan menurut persyaratan struktur sel individual, menurut persyaratan beberapa hasil sel seperti musin atau keratin, atau dalam susunan sel neoplastik dalam hubungannya satu dengan lainnya.jadi, misalnya neoplasma berdiferensiasi baik yang berasal dari epitel kelenjar yang menghasilkan musin dapat tersusun dari sel-sel tumor yang secara individual menyerupai jaringan kelenjar yang non neoplastik, tersusun dalam pola tubuli atau kelenjar seperti jaringan induk dan dapat menunjukan sekresi musin. Tumor anaplastik yang berasal dari jaringan seperti ini mungkin tidak mempunyai kemiripan sel individual, mungkin tidak mempunyai susunan kelenjar, atau mungkin tidak menunjukkan adanya sekresi musin. Umumnya neoplsma jinak berdiferensiasi baik yaitu, mereka sangat menyerupai jaringan induk. Neoplasma ganas mengenai diferensiasinya menduduki spektrum yang lebih lebar. Banyak kanker destruktif yang sangat agresif berdiferensiasi buruk atau secara mikroskopik bersifat anaplastik, tetapi pada beberapa keadaan neoplasma yang berdiferensiasi baik pun dapat bertindak seperti neoplasma ganas.
Pada banyak kasus neoplasma ganas, sel-sel secara individual menunjukkan kelainan morfologis yang kelihatannya mencerminkan potensi sel ganas. Banyak sel kanker mempunyai perbandingan volume nukleus terhadap volumesitoplasma yang sudah berubah, bentuk nukleus yang tidak teratur, dan pola kromatin yang tidak teratur. Manifestasi sitologi individual dari keganasan ini merupakan dasar pemeriksaan sitopatologis, yang merupakan pemeriksaan sel-sel individu yang sudah mengelupas atau terlepas dari permukaan jaringan dan memasuki sekret yang membasahi jaringan itu atau yang telah tersapu dari permukaan tumor atau teraspirasi dari massa melalui jarum halus. Pemeriksaan pap smear, dinamakan menurut penemu metode ini, George Papanicolaou, adalah pulasan yang dibuat dari sediaan mukus servikovaginal. Bahan untuk pemeriksaan sitologi sering dapat diperoleh dengan sedikit rasa tidak enak pada penderita dan memberikan informasi diagnostik yang sangat berharga, jika ditemukan sel-sel yang secara morfologis ganas pada pulasan itu.
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA NEOPLASMA
Klasifikasi neoplasma penting dalam hubungannya untuk meramalkan kemungkinan perjalanan penyakit pada penderita tertentu dan karena itu dapat membantu merencanakan cara pengobatan yang rasional. Klasifikasi neoplasma yang saat ini sering digunakan memakai berbagai kriteria yang berlainan. Yang paling penting adalah pembedaan antara sifat biologis neoplasma jinak dan ganas. Jika neoplasma tertentu sudah meninvasi jaringan non-neoplastik yang berdekatan atau sudah menimbulkan metastasis, maka jelas neoplasma tersebut bersifat ganas. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa walaupun tanpa adanya invasi atau metastasis yang sudah ditentukan, ahli patologi dapat mengklasifikasikan neoplsma bersifat ganas jika potensi sifat ganas dapat diramalkan. Artinya neoplasma tertentu dinamakan ganas berdasarkan gambaran mikroskopiknya semata, jika pengalaman menunjukkan bahwa neoplasma sejenis ini akan menginvasi dan melakukan metastasis jika tidak diobati. Bagian lain dari klasifikasi memperhitungkan jenis sel asal dari neoplasma dan organ asal neoplasma. Klasifikasi neoplasma atas dasar beberapa kriteria ini berguna dalam menimba pengalaman selama bertahun-tahun yang menunjukkan bahwa tumor dengan penampilan sel-sel tertentu, dari tingkat diferensiasi tertentu, tersusun dengan cara tertentu, dan berasal dari organ tertentu akan bersifat sesuai dengan derajat yang dapat diramalkan.
Klasifikasi seperti ini dinyatakan dalam sistem pemberian nama yang berperan seperti sejenis steno, keterangan yang banyak ini disingkat menjadi istilah yang relatif pendek.
Banyak neoplasma berasal dari epitel yang merupakan sel-sel yang meliputi permukaan, membatasi organ-organ dan membentuk berbagai kelenjar. Kata dasar adeno digunakan untuk menyatakan sel yang berasal dari kelenjar. Akhiran –oma menyatakan neoplasma (dengan beberapa pengecualian). Jadi dalam sistem tatanama yang sering digunakan amaka adenoma adalah neoplasma jinak yang berasal dari epitel kelenjar. Contoh neoplasma seperti ini adalah adenoma dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, atau epitel pembatas kelenjar dalam saluran pencernaan. Pada neoplasma yang berasal dan menonjol dari epitel pembatas, kadang-kadang digunakan istilah topografis. Jadi adenoma epitel pembatas kolon yang menonjol dalam lumen baik yang mempunyai alas lebar atau menggantung dalam lumen pada ”tangkai” sering disebut sebagai polip. Suatu pertumbuhan yang menonjol seperti jari-jari dalam lumen organ, sering disebut papiloma. Akan tetapi, istilah-istilah topografis ini tidak terbatas dalam penggunaan mereka, sehingga polip hidung yang sering ditemukan, misalnya bukan neoplasma sama sekali melainkan lipatan polipoid mukosa hidung yang membengkak. Suatu neoplasma ganas yang berasal dari epitel disebut karsinoma. Berbagai awalan dan kata sifat kemudian dapat ditambahkan pada nama itu. Suatu keganasan dari epitel kelenjar disebut sebagai adenokarsinoma, sedangkan neoplasma ganas yang berasal dari epitel squamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Sebutan neoplasma dapat juga mencakup beberapa komentar tentang tingkat diferensiasi, sehingga orang mempunyai ungkapan-ungkapan semacam ”adenokarsinoma pembentuk musin yang berdiferensiasi baik” atau karsinoma sel skuamosa yang membentuk keratin. Selain itu, dapat digunakan gambaran topografis seperti ”adenokarsinoma papilaris” atau ”karsinoma fungus” untuk karsinoma yang lesinya menonjol.
Neoplasma yang berasal dari jaringan penyokong tubuh dinamakan menurut jenis asal jaringan. Jadi neoplasma jinak dari jaringan fibrosa dinamakan fibroma, neoplasma jinak dari tulang dinamakan osteoma, neoplasma dari tulang rawan disebut kondroma. Suatu neoplasma ganas yang berasal dari jaringan penyokong dinamakan sarkoma. Jenis jaringan asal dipakai sebagai awalan pada istilah ini. Jadi sebuah neoplasma ganas yang berasal dari jaringan fibrosa adalah fibrosarkoma, yang berasal dari tulang adalah osteosarkoma, dan yang berasal dari tulang rawan adalah kondrosarkoma.
Neoplasma yang berasal dari jaringan limfoid dinamakan limfoma. Neoplasma seperti ini umumnya bersifat ganas, sehingga istilah limfoma umumnya sinonim dengan limfoma maligna. Limfoma dapat berasal dari setiap kelenjar limfe yang terletak dimana saja di tubuh, sehingga bukan sajaberasal dari kelenjar limfe dan limpa tetapi dapat juga berasal dari sel-sel limfoid setiap organ. Limfoma dapat menyerang sumsum tulang secara ekstensif, dan pada banyak penderita sel limfoma bersirkulasi bersama darah dalam jumlah yang besar, menimbulkan leukimia. Istilah leukimia secara harafiah berarti darah putih dan tidak hanya menyinggung keganasan limfoid, tetapi juga keganasan sel-sel sumsum tulang dengan unsur-unsur ganas dalam sirkulasi.
Banyak nama khusus digunakan untuk neoplasma yang berasal di tempat-tempat khas dan khususnya dari jaringan-jaringan tertentu. Jadi glioma berasal dai sel-sel penyokong gila dalam susunan saraf pusat, mesoteiioma berasal dari sel pembatas rongga-rongga tubuh, retinoblastoma berasal dari dalam mata, dan sebagainya.
Sumber : Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine. 1995. Patofisiologi ”Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit” Edisi 4. Buku Kedokteran (EGC). Jakarta.
10 Peringkat Utama Penyakit Neoplasma Ganas Menurut DTD? | ||||||
| Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit, Indonesia Tahun 2004 | |||||
| ||||||
| No | No DTD | Golongan Sebab Sakit | Jumlah Kunjungan | % | |
| 1 | 073 | Neoplasma ganas payudara | 24.544 | 28,4 | |
| 2 | 074 | Neoplasma ganas serviks uterus | 11.254 | 13 | |
| 3 | 058.1 | Neoplasma ganas nasofaring | 4.854 | 5,6 | |
| 4 | 071 | Neoplasma ganas kulit lainnya | 4.534 | 5,1 | |
| 5 | 086 | Limfoma non Hodgskin | 4.516 | 5,2 | |
| 6 | 087 | Leukemia | 3.644 | 4,2 | |
| 7 | 062 | Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus | 3.280 | 3,8 | |
| 8 | 061 | Neoplasma ganas kolon | 3.217 | 3,7 | |
| 9 | 067.9 | Neoplasma ganas Bronkus & Paru - paru | 2.757 | 3,2 | |
| 10 | 076,0 | Neoplasma ganas Ovarium | 2.650 | 3,1 |
Pada tahun 2003 telah selesai dilakukan uji pra-klinik terhadap tanaman obat berikut :
1. Andrographis paniculata Ness . (Sambiloto) sebagai anti-neoplasma
2. Zingiber officinale Rosc. var. Rubrum (Jahe Merah) sebagai anti-neoplasma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar