Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Gejala Penyakit Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
· sakit kepala
· kelelahan
· mual
· muntah
· sesak nafas
· gelisah
· pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Penyebab Penyakit Hipertensi
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
· Stenosis arteri renalis
· Pielonefritis
· Glomerulonefritis
· Tumor-tumor ginjal
· Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
· Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
· Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
· Hiperaldosteronisme
· Sindroma Cushing
· Feokromositoma
3. Obat-obatan
· Pil KB
· Kortikosteroid
· Siklosporin
· Eritropoietin
· Kokain
· Penyalahgunaan alkohol
· Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
· Koartasio aorta
· Preeklamsi pada kehamilan
· Porfiria intermiten akut
· Keracunan timbal akut.
Berikut adalah beberapa penyakit dan gangguan yang dapat menimbulkan hipertensi (tekanan darah tinggi):
1. Sakit Ginjal
Hipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal disebut hipertensi ginjal (renal hypertension). Gangguan ginjal yang paling banyak menyebabkan tekanan darah tinggi adalah penyempitan arteri ginjal, yang merupakan pembuluh darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan darah menurun, ginjal akan memproduksi berbagai zat yang meningkatkan tekanan darah.
2. Stress
Stress bisa memicu sistem saraf simpati sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan tekanan pembuluh darah.
3. Apnea
Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan tidur di mana penderita berkali-kali berhenti bernafas (antara 10-30 detik) selama tidur. Apnea biasanya diderita oleh orang yang kegemukan dan diikuti dengan gejala lain seperti rasa kantuk luar biasa di siang hari, mendengkur, sakit kepala pagi hari dan edema (pembengkakan) di kaki bagian bawah. Separuh penderita apnea menderita hipertensi, yang mungkin dipicu oleh perubahan hormon karena reaksi terhadap penyakit dan stress yang ditimbulkannya.
4. Hiper/Hipotiroid.
Hipertiroid atau kelebihan hormon tiroid ditandai dengan mudah kepanasan (merasa gerah), penurunan berat badan, jantung berdebar dan tremor. Hormon tiroid yang berlebih merangsang aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah sehingga menimbulkan hipertensi.
Hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid ditandai dengan kelelahan, penurunan berat badan, kerontokan rambut dan lemah otot. Hubungan antara kekurangan tiroid dan hipertensi belum banyak diketahui, namun diduga bahwa melambatnya metabolisme tubuh karena kekurangan tiroid mengakibatkan pembuluh darah terhambat dan tekanan darah meningkat.
5. Preeklamsia
Preeklamsia adalah hipertensi karena kehamilan (gestational hypertension) yang biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Preeklamsia disebabkan oleh volume darah yang meningkat selama kehamilan dan berbagai perubahan hormonal. Sekitar 5-10% kehamilan pertama ditandai dengan preeklamsia.
6. Koarktasi Aorta (Aortic coarctation)
Koarktasi atau penyempitan aorta adalah kelainan bawaan yang menimbulkan tekanan darah tinggi.
7. Gangguan Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal berfungsi mengatur kerja ginjal dan tekanan darah. Bila salah satu atau kedua kelenjar adrenal mengalami gangguan, maka dapat mengakibatkan produksi hormon berlebihan yang meningkatkan tekanan darah.
8. Gangguan Kelenjar Paratiroid
Empat kelenjar paratirod yang berada di leher memproduksi hormon yang disebut parathormon. Produksi parathormon yang berlebih akan meningkatkan kadar kalsium di dalam darah, sehingga memicu tekanan darah tinggi.
Selain kedelapan penyakit/gangguan di atas, masih ada beberapa lainnya yang dapat menjadi penyebab hipertensi sekunder, antara lain:
· Konsumsi alkohol berlebihan
· Penggunaan Pil KB
· Efek samping obat flu tertentu dan obat pengurang nafsu makan
· Diabetes
· Tumor Wilms (pada anak)
Patogenesis Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit dengan penyebab yang multifaktor. Diantaranya :
· Asupan garam berlebih dapat menyebabkan peningkatan volume cairan. Sedangkan peningkatan volume cairan menyebabkan peningkatan preload yang berakibat tekanan darah meningkat.
· Jumlah nefron yang berkurang dapat menyebabkan retensi natrium ginjal dan penurunan permukaan filtrasi. Apabila terjadi retensi urin pada ginjal volume cairan akan meningkat sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
· Stress akan berakibat pada penurunan permukaan filtrasi, aktivitas saraf simpatis yang berlebih serta produksi berlebih renin angiotensin. Aktivitas saraf simpatis yang berlebih mengakibatkan peningkatan kontraktilitas sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Produksi renin angiotensin yang berlebih mengakibatkan konstriksi fungsionil dan hipertrofi struktural sehingga tekanan darah dapat meningkat.
· Perubahan genetis dapat menyebabkan perubahan pada membrane sel sehingga terjadi konstirksi fungsionil dan hipertrofi struktural, akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah.
· Obesitas juga dapat meningkatkan tekanan darah karena pada obesitas terjadi hiperinsulinemia yang dapat menyebabkan hipertrofi structural. Akibat adanya hipertrofi structural, maka terjadilah peningkatan tekanan darah.
· Bahan-bahan yang berasal dari endotel juga dapat menyebabkan konstriksi fungsionil dan hipertrofi struktural yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Pengobatan Hipertensi
Penanganan yang sebaiknya dilakukan terhadap penderita hipertensi antar lain:
a. Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
è Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;
· Jangan meletakkan garam diatas meja makan
· Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
· Batasi konsumsi daging dan keju
· Hindari cemilan yang asin-asin
· Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
è Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam , bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
· Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
· Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
· Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
Obat Hipertensi dan Stroke
Saat ini penyembuhan terhadap penyakit hipertensi dan stroke bisa dilakukan dengan pengobatan terbaru, yaitu terapi obat kombinasi. Obat kombinasi ini mengandung berbagai zat yang dibutuhkan tubuh. Dengan obat baru itu kualitas hidup para pasien bertambah.
Saat ini penyembuhan terhadap penyakit hipertensi dan stroke bisa dilakukan dengan pengobatan terbaru, yaitu terapi obat kombinasi. Obat kombinasi ini mengandung berbagai zat yang dibutuhkan tubuh. Dengan obat baru itu kualitas hidup para pasien bertambah.
Penyakit hipertensi dan stroke memang memerlukan penanggulangan secara terpadu. Karenanya dengan terapi kombinasi obat yang menggunakan peduan berbabagai obat dengan spesifikasi tertantu akan mampu meminimalisasi efek yang ditimbulkan, sekaligus efektip menanggulangi penyakit.Obat untuk mengobati penyakit hipertensi Micardisplus dengan kandungan Telmisartan dan Hydroclorothiazide. Sedangkan untuk penderita stroke diperkenalkan Aggrenox, yang terdiri atas Dipyridamole dan Aspirin. RIS.
Menurut dokter, hipertensi bisa diatasi dengan memodifikasi gaya hidup. Pengobatan dengan antihipertensi diberikan jika modifikasi gaya hidup tidak berhasil. Dokter pun memiliki alasan dalam memberikan obat mana yang sesuai dengan kondisi pasien saat menderita hipertensi.
Tujuan pengobatan hipertensi untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi. Artinya tekanan darah harus diturunkan serendah mungkin yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas hidup sambil dilakukan pengendalian faktor risiko kardiovaskular.
Berdasarkan cara kerjanya, obat hipertensi terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu diuretik, beta bloker, penghambat ACE, antagonis kalsium. Mayoritas pasien dengan tekanan darah tinggi akan memerlukan obat-obatan selama hidup mereka untuk mengontrol tekanan darah mereka. Pada beberapa kasus, dua atau tiga obat hipertensi dapat diberikan.
Beberapa studi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kombinasi tersebut tidak hanya menurunkan tekanan darah namun juga menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung iskemik. Seiring dengan kemajuan dalam bidang farmasi, telah dibuat kombinasi dua obat hipertensi dalam satu tablet yang mengandung valsartan dan amlodipine.
Merubah pola hidup tetap merupakan faktor yang berperan besar dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, sambil meningkatkan efek antihipertensi.Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:
· Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
· Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi.
- Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
· Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
- Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
· Berhenti merokok.
Masyarakat dengan tekanan darah tinggi sebaiknya menghindari beberapa aktivitas tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah dan frekuensi jantung pada tingkat yang membahayakan, diantaranya:
· sauna atau ruang uap
· mandi uap
· kolam air hangat
· berendam air panas
· kolam renang yang hangat
Sangat penting bagi penderita hipertensi untuk membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk aktivitas tersebut diatas hanya kurang dari 10 menit. Setelah terjadinya paparan terhadap lingkungan ini, pasien sebaiknya duduk menjauh dari sumber panas selama beberapa menit sebelum berdiri kembali dengan tujuan untuk meminimalkan risiko terjadinya pusing kepala atau pingsan (sinkope).
Pasien hipertensi harus lebih berhati-hati mengkonsumsi obat-obatan bebas (OTC) yang mengandung vasokokonstriktor (menyempitkan pembuluh darah), yang dapat menaikkan tekanan darah. Obat-obatan tersebut seperti:
· tetes mata
· antihistamin
· flu, sinus dan obat batuk (terutama yang mengandung dekongestan)
Pasien hipertensi juga disarankan untuk mengikuti anjuran dokter mengenai pengobatan untuk mencegah konsekuensi kesehatan yang serius. Pasien juga disarankan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai efek samping atau hal lainnya yang berhubungan dengan pengobatan.
Hipertensi bukan hanya penyakit orang “barat.” Kenyataannya epidemi terus hipertensi meningkat baik di negara maju dan negara berkembang. Jika tidak dikendalikan maka akan meningkat sebanyak 5O% dalam 15 tahun ke depan.
Pengobatan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip sebagai berikut :
S Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan penyebab hipertensi
S Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi
S Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi
S Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan kemungkinan seumur hidup
S Jenis-jenis obat anti hipertensi
S Diuretik. Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obat-obatan yang termasuk golongan diuretik adalah Hidroklorotiazid.
S Penghambat Simpatetik. Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obat yang termasuk dalam golongan penghambat simpatetik adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
S Betabloker. Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obat-obatan yang termasuk dalam golongan betabloker adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
S Vasodilator. Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin.
S Penghambat Enzim Konversi Angiotensin. Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Captopril.
S Antagonis kalsium. Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil.
S Penghambat Reseptor Angiotensin II. Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan).
Berdasarkan kriteria dan faktor risiko yang dimiliki pasien, dapat ditentukan prognosis penyakit sebagai berikut :
Keterangan Derajat I Derajat II Derajat III
1. Tekanan darah <140/90>180/110
2. Tanpa faktor risiko Risiko ringan Risiko sedang Risiko tinggi
3. 1-2 faktor risiko sedang sedang sangat tinggi
4. > 3 faktor risiko tinggi tinggi sangat tinggi
5. Ada kelainan fisik
Penanggulangan Hipertensi dengan tanaman obat sbb :
a. Hipertensi tanpa Faktor Risiko
Derajat I dan II : Pegagan 3 x 1 kapsul
Sambiloto 3 x 1 kapsul
Derajat III : Pegagan 3 x 2 kapsul
Sambiloto 3 x 1 kapsul
b. Hipertensi dengan faktor risiko kolesterol/dislipidemia
Derajat I dan II : Pegagan 3 x 1 kapsul
Sambiloto 3 x 1 kapsul
Mimba 3 x 1 kapsul
Derajat III : Pegagan 3 x 2 kapsul
Sambiloto 3 x 1 kapsul
c. Hipertensi dengan gangguan Kardiovasculer (jantung dan pembuluh) riwayat stroke, TIA (Transient ishcemic attack)
Derajat III : Pegagan 3 x 2 kapsul
Sambiloto 3 x 1 kapsul
Daun Dewa 3 x 1 kapsul
Sambung Nyawa 3 x 1 kapsul
Jika ada angina pectoris dapat ditambahkan sembung 3 x 1 kapsul
d. Hipertensi dengan Proteinuria, Nefropati Diabetic, Gangguan Ginjal
Derajat III : Tempuyung 3 x 1 kapsul
Tapak Liman 3 x 1 kapsul
Meniran 3 x 1 kapsul
Daun Sendok 3 x 1 kapsul
Pengobatan non obat (non farmakologis)
Dahulu orang kurang antusias melakukan penyelidikan pengobatan non farmakologis pada hipertensi esensial, karena cara ini kurang efektif dan sangat sulit dilaksanakan. Akan tetapi mengingat bahwa hipertensi ringan mencakup sebagian besar kasus dan adanya efek samping akibat pengobatan yang dilakukan dalam jangka panjang, mendorong para ahli untuk menyelidiki kelebihan pengobatan non farmakologis. Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pencegahan Penyakit Hipertensi
Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah menurunkan secara bertahap bagi anda yang kelebihan berat badan, olah raga teratur 40-50 menit 5 kali seminggu, yaitu dengan jalan cepat dengan kecepatan 6 km/jam, perbanyak makan mentimun, belimbing dan juga juice apel dan seledri setiap pagi, bagi anda yang keluarganya mempunyai riwayat penyumbatan arteri dapat meminum juice melon yang dicampur dengan susu non fat yang mengadung omega 3 tinggi.
Golongan makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi
GOLONGAN BAHAN MAKANAN | YANG BOLEH DIBERIKAN | YANG TIDAK BOLEH |
Sumber Hidrat arang Sumber protein hewani Sumber protein nabati Sayuran Buah-buahan Lemak minuman | Beras,bulgur,kentang,singkong,terigu tapioka,hunkwe,gula,makanan yang diolah daribahan makanan tersebut di atas tanpa garam dapurdan soda spt;makaroni,mi,bihun,rotikue kering,dst Daging dan iak maksimum 100 gram sehari,telur maksimum 1 btr sehari,susu maksimum 200 gram sehari Semua kacang-kacangan yang hsilnya diolah dan dimasak tanpa garam. Semua sayuran segar,sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur,natrium benzoat,dan soda. Semua buah-buahan segar buah yang diawetkan tanpa garam dapur,natrium benzoat dan soda Minyak,margarin tanpa garam,mentega tanpa garam, The,kopi,minuman botol/soft drink | Roti,biskuit,dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur atau soda Ginjal,hati,lidah,sarden,keju,otak daging,ikan,dan telur yang diawetkan dengan garam dapur. Keju,kacang tanah,dan semua kacang-kacangandan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium. Sayuran yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium,spt sayuran dalam kaleng sawi asin,asinan,acar dsb. Buah-buahan yang diawetkan denngan garam dapur dan lain ikatan natrium Margarin dan mentega biasa cokelat |
Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke arah gaya hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok
Namun apabila anda telah didiagnosa terkena Hypertensi, langkah awal terpenting adalah agar menurunkan tekanan darah anda dengan mengikuti gaya hidup sehat seperti di atas dan mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter.Selain itu dianjurkan juga untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel evaluasi awal hipertensi atau panel hidup sehat dengan hipertensi
Tujuan pemeriksaan laboratorium pada pasien hipertensi :
· Untuk mencari kemungkinan penyebab Hipertensi sekunder
· Untuk menilai apakah ada penyulit dan kerusakan organ target
· Untuk memperkirakan prognosis
· Untuk menentukan adanya faktor-faktor lain yang mempertinggi risiko penyakit jantung koroner dan stroke
Pemeriksaan laboratorium untuk hipertensi ada 2 macam yaitu :
· Panel Evaluasi Awal Hipertensi : Pemeriksaan ini dilakukan segera setelah didiagnosis Hipertensi, dan sebelum memulai pengobatan
· Panel Hidup Sehat dengan Hipertensi : Untuk memantau keberhasilan terapi.
DAFTAR PUSTAKA
http:// www.inaheart.or.id
http://www.gizi.net/makalah
http://www.depkes.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi
http://www.medicastore.com
www.beritaiptek.com/
www.sinarharapan.co.id
www.blogdokter.net/2007/03/25/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/ - 69k -
www.info-sehat.com/content.php
Karyadi,Elvina2002.,”Hidup Bersama Penyakit”Jakarta,PT Intisari Media Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar